Artikel Lingkungan Hidup Mengenai
Dampak Perubahan Iklim
“Perangaiku Merusak Iklim Bumiku”
Oleh : Sri Faisal Zibab
SMA N 4 Merlung
Tanjung Jabung Barat
Masalah
lingkungan di provinsi Jambi dewasa ini menjadi semakin kompleks. Apalagi
permasalahan mengenai perubahan iklim.Perubahan iklim di provinsi Jambi
disebabkan ole banyak hal.seperti tidak seimbangnya lagi antara kawasan hijau
di region hulu dengan kawasan
industri di region hilir. Ketidak
seimbangan inilah yang mengakibatkan perubahan iklim yang sangat drastis di
provinsi Jambi khususnya di kabupaten Tanjung Jabung Barat. Seperti yang kita
ketahui kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan daerah kawasan
industri,sehingga tidak menutup kemungkinan jika daerah ini jugalah yang banyak
mendapatkan dampak dari perubahan iklim ini.
Perubahan
iklim adalah iklim yang berubah akibat meningkatnya suhu global rata-rata
dibumi yang disebabkan oleh gas rumah kaca,sedangkan gas rumah kaca itu sendiri
adalah sekumpulan gas C02 dan gas-gas lainnya seperti gas CH4,N2O
dan gas CFC yang terjebak diatmosfer dan mengakibatkan naiknya suhu
rata-rata dibumi (Lindawati:DLH provinsi Jambi). Itu semua disebabkan oleh
beberapa faktor di antaranya banyaknya kendaraan bermotor,banyaknya industri
yang mengeluarkan asap hitam setiap harinya,kurangnya rasa kepedulian terhadap
lingkungan dan masih banyak lagi yang lainnya.
Asap kendaraan bermotor merupakan salah satu
penyumbang terbesar gas CO2. Hal itu dikarenakan karena di
masyarakat sekarang ini kendaraan bermotor menjadi suatu kebutuhan yang sangat
penting untuk menunjang aktifitas sehari-hari. Sebenarnya hal itu bisa
dikatakan sebagai suatu alasan yang logis bagi masyarakat untuk tetap
menggunakan kendaraan bermotor. Akan tetapi tidak akan sebanding apabila hal
itu dibandingkan dengan dampak yang akan terjadi selanjutnya pada perubahan
iklim global ini. Sebenarnya masyarakat harus sadar bahwa kendaraan bermotor
berbahaya bagi linkungan ini dan mulai mengurangi aktifitas berkendara mereka
seperti berjalan kaki jika tempat yang akan dituju tidak terlalu jauh.
Bayangkan jika masyarakat mau dan berkenan untuk melakukan hal itu setidaknya
gas CO2 akan sedikit berkurang dan sanagat membantu sekali untuk
menjaga lingkungan agar tidak rusak sehingga dapat menekan perubahan iklim yang sangat drastis di bumi.
Setidaknya
dengan melakukan hal yang sederhana ini bumi ini akan tetap asri dan tidak
tercemar lagi. Dimulai dari keluarga berkomitmen untuk mengurangi penggunaan
kendaraan bermotor. Jika
Provinsi
Jambi khususnya di kabupaten Tanjung Jabung Barat terdapat banyak sekali
pabrik-pabrik industri. Indusrti yang dominan di kabupaten Tnjung Jabung Barat
adalah industri kelapa sawit dan HTI. Keduanya sama-sama berbahaya bagi
lingkungan dan perubahan iklim itu sendiri. Pasalnya kebanyakan pabrik sawit
ini belum bisa mengolah limbah hasil produksi. Limbah tersebut hanya di tampung
di kolam-kolam penampungang limbah. Hal ini bisa berbahaya jika tidak ditindak
lanjuti.
Limbah
hasil produksi akan dikumpulkan di kolam penampungan dan limbah tersebut akan
berfermentasi dengan bakteri dan menghasilkan gas methan(CH4). Gas
methan(CH4) akan tersebar dan terbang di udara sehingga
mengakibatkan lapisan ozon(O3) akan rusak. Hal itulah yang
mengakibatkan gas-gas tersebut terjebak diatmosfer sehingga suhu rata-rata di
bumi meningkat. Tidak hanya itu limbah itu juga mengganggu penciuman oleh bau
yang dihasilkannya. Akan tetapi baru-baru ini ditemukan cara untuk memanfaatkan
gas methan(CH4) tersebut sebagai pembangkit listrik. Listrik
tersebut bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik di pabrik
tersebut bahkan bisa juga listrik tersebut dialirkan kemasyarakat. Tetapi di
provinsi Jambi ini baru sedikit perusahaan atau pabrik sawit yang mau
memanfaatkan limbah ini menjadi listrik. Alasan perusahaan atau pabrik lainnya
enggan untuk memanfaatkan limbah ini adalah biaya yang mahal. Perusahaan
tersebut lebih memilih membuang limbah ke kolam penampungan ketimbang
memanfaatkannya menjadi listrik. Padahal jika di lihat dari sisi universal atau globalnya keuntungan yang
didapat dengan membuang limbah di kolam penampungan tidak sebanding dengan
seberapa besar nantinya bumi ini akan rusak oleh karena hal tersebut.
Jadi
lebih baik mengeluarkan anggaran yang lebih banyak dari biasanya untuk menjaga
bumi ini aman. Daripada hanya mencari banyak keuntungan akan tetapi dampak yang
ditimbulkan tidak seimbang dengan apa yang dihasilkan. Itu semua juga untu
kebaikan dan keberlangsungannya bumi ini sehingga hal-hal yang tidak diinginkan
seperti kerusakan alam,pemanasan global dan yang terparah perubahan ilkim yang
drastis tidak melanda bumi tercinta ini.
HTI(Hutan
tanaman industri) juga merupakan industri terbesar di provinsi Jambi. Industri
ini menanam jenis tanaman produksi untu kebutuhan sehari-hari seperti
kertas,buku,tissue dan sebagainya. Tanaman yang dimaksud antara lain akasia mangium,akasia crassicarpa,eucalyptus. Tanaman ini lah yang menjadi komoditi utama
bagi perusahaan HTI(Hutan tanaman indusrti). Yang menjadi masalah disini adalah
rotasi penebangan kayu tersebut. Kayu akan ditebang secara massal dan kontinyu.
Kayu yang sudah berumur 6-10 tahun akan ditebang. Dengan penebangan ini
terdapat satu blok tanah yang gundul akibat penebangan dan membutuhkan waktu
6-10 tahun juga untu menunggu pohon itu tumbuh kembali. Artinya akan banyak
sekali gas CO2 yang tidak bisa ditangkap oleh tumbuhan. Tentu saja
hal ini dapat berimbas kepada naiknya suhu rata-rata di bumi dan mengakibatkan
perubahan iklim.
Untuk masalah perusahaan HTI(Hutan tanaman
industri) ini di perlukannya pendekatan pemerintah daerah kepada perusahaan
karena dari situ juga pemerintah daerah mendapatkan pemasukan. Tetapi
akhir-akhir ini perusahaan HTI(Hutan tanaman industri) mulai menggalakkan
penanaman seribu pohon dengan mendatangi sekolah-sekolah di kawasan terdekat
mereka. Perusahaan jugu mulai meminimalisir penanaman kayu industri di kawasan
lahan gambut. Supaya tidak akan terjadi lagi kemungkinan terbakarnya lahan
gambut karena di tanami tanaman yang tidak seharusnya ditanam di situ. Semuanya
itu dilakukan agar kerusakan lingkungan dan laju perubahan iklim dapat ditekan
semaksimal mungkin dan lingkungan ini akan tetap terjaga dan seimbang.
Kepedulian
masyarakat dalam melestarikan lingkungan. Sebenarnya inti dari masalah
perubahan iklim ini terdapat pada kurangnya rasa kepedulian masyarakat dengan
lingkungannya. Buktinya semua masalah-masalah yang ditimbulkan seperti yang
sudah dijekaskan diatas penyebabnya adalah dari manusia itu sendiri. Masyarakat
kini tidak peduli lagi dengan lingkungannya lagi. Masyarakat hanya mengutamakan
kepentingan mereka sendiri tanpa pernah berpikir dampak apa yang akan terjadi
bila mereka melakukan hal itu. Disini ditegaskan bahwa penyuluhan mengenai
dampak kerusakan lingkungan saja tidak cukup untuk membuat masyarakat sadar.
Ini
semua harus dimulai dari hati nurani masing-masing seberapa pentingnya alam
ini, jika hanya dibandingkan dengan gemerlap rupiah dan kesenangan semata. Dan
yang terpenting adalah memulai dari yang kecil. Mulailah dri kepedulian
terhadap keluarga,saling mengingatkan satu sama lain dan mulai melestarikan
lingkungan dari keluarga. Bayangkan lah jika semua keluarga di Jambi, di
Indonesia terlebih lagi di dunia mau memulai untuk melestarikan bumi, maka akan
asri dan lestarilah bumi ini.
Dari
masalah-masalah diatas penulis dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa sebenarnya
bumi ini bisa lestari bisa tidak dicemari dengan memulainya dari merubah diri
masing-masing. Hanya dengan hal yang sepele inilah bumi bisa kembali asri.
penulis juga menyarankan agar perubahan itu hendaklah dimulai dari lingkungan
yang paling kecil yaitu keluarga, kemudian sekolah dan masyarakat luas. Agar
bumi ini tetap asri terjaga dan lestari.
Daftar
pustaka
Wardiyatmoko. K. 2012. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar